Cari Blog Ini

Selasa, 20 Desember 2011

Ketulusan Hati

Mentari bersinar begitu hangatnya, mengayun lembut di wajah gadis jawa, ya Erivia namanya. Saat itu ia masih duduk di bangku kuliah di salah satu PTN di Yogyakarta. Tanpa terasa ia sudah menginjak remaja. Ia pun berfikir untuk belajar berorganisasi. Ia memilih organisasi keagamaan untuk masuk dan berorganisasi.

Abi adalah sosok yang santun, pintar dan berpengalaman dalam organisasi. Dia terpilih sebagai sekretaris dalam organisasi keagamaan tersebut. Sedangkan Erivia mendapat bagian sebagai divisi sosial kemasyarakatan. jantungnya berdedak begitu kencang, seolah nadi terputus seketika tatkala ia bertatapan dengan Abi, apakah ini cinta? gumamnya dalam hati, Dengan penuh keyakinan dan kasih sayang Erivia menunjukkan rasa perhatiannya kepada Abi. Erivia selalu mengajak teman-teman organisasi untuk memakai rumahnya saat organisasi tersebut mengadakan rapat, baik rapat koordinasi maupun rapat bulanan. Ibu Erivia sudah tahu perasaan anak gadisnya kepada Abi dan berusaha mendekatkan Erivia dengan Abi.

Abi tidak menyadari jika Erivia ada rasa dengannya. Abi cenderung cuek dan lebih fokus pada organisasi tersebut. Pada saat Abi datang untuk rapat di rumah Erivia selalu disambut hangat oleh ibunya Erivia. Ibunya Erivia selalu memberi perhatian khusus kepada Abi, namun Abi benar-benar tidak menggubrisnya.

Tidak lama kemudian terdegar kabar bahwa dia sudah memiliki kekasih hati yang siap untuk dilamar. Suntak Erivia kaget dan tidak percaya bahwa orang yang selama ini begitu ia cintai ternyata malah mencintai gadis lain. Ia menyesal tak mengatakan yang sebenarnya kepada Abi. Sampai-sampai Erivia jatuh sakit. Ibunya Erivia merasa iba dengan keadaan anaknya.

Kemudian ibu Erivia mempunyai inisiatif untuk mendekatkan Erivia dengan Ahmad. Dia adalah ketua organisasi tersebut. Kepribadiannya pun menawan. Erivia pun akhirnya mau mengalihkan cintanya kepada Ahmad. Namun cinta itu berujung pula pada ketidakpastian. Ahmad kurang memperhatikan Erivia karena sudah tahu sifat asli Erivia. Erivia adalah gadis yang suka menjelek-jelekkan orang lain apabila ia merara tersaingi dengan orang tersebut.

Kemudian tak berapa kama kemudian Abi sudah menyelesaikan skripsi dan segera wisuda. Setelah wisuda Abi berusaha mengabdi kepada masyarakat. Selang 3 bulan kemudian Erivia pun diwisuda. Ia kemudian mendapatkan kontrak dengan dinas pendidikan. Tinggallah Ahmad yang belum menyelesaikan skripsi dan masih menjadi guru honorer disebuah sekolah swasta.

Terdengarlah kabar bahwa Abi sudah putus dengan kekasihnya. Sekarang Abi benar-benar sendiri. Mengetahui hal tersebut Erivia berusaha membangun puing-puing cintanya yang sempat runtuh.



Tak berapa lama kemudian masa jabatan dalam organisasi tersebut telah berakhir. Namun tidak pada cinta Erivia kepada Abi. Cintanya semakin bersemi kala muktamar organisasi, Erivia sangat bersemangat dan antusias mengikuti muktamar tersebut.

Dari hasil muktamar tersebut tersebut terbentuklah kepengurusan baru. Ina adalah sosok wanita shalihah yang menjabat sebagai sekretaris yang menggantikan posisi Abi. Abi sangat kagum dan berusaha menarik hati Ina. Ina pun akhirnya tak kuasa dan mau menerima Abi. Abi sangat bahagia bersama Ina. Namun Erivia merasa terabaikan dan berusaha menghancurkan hubungan mereka.

Dua bulan kemudian terjadi pertikaian besar antara Ina dan Abi. Ahmad yang mengetahui kejadian itu sontak kaget dan berusaha melerai keduanya. Sebenarnya masalah yang mereka hadapi sangat sepele namun karena dibumbui oleh Erivia masalah tersebut menjadi semakin besar. Setelah diselidiki ternyata Erivia adalah dalang dari masalah antara Abi dan Ina. Kemudian setelah Abi tahu yang sebenarnya dia langsung marah kepada Erivia. Erivia dimaki-maki oleh Abi. mengetahui hal itu Ina berusaha menenangkan emosi Abi dan akhirnya Abi nurut dengan Ina.

Erivia yang sedang dalam kekalutan berusaha meminta maaf kepada Abi dan Ina, dia minta maaf didiampingi oleh Ahmad dan ibunya. Namun Abi sudah terlanjur marah dan tidak mau memaafkan kesalahan Erivia. Kemudian Erivia mengungkapkan perasaannya kepada Abi dan teman-teman dalam organisasi tersebut tentang perasaannya. mendengar cerita Erivia tersebut Abi, Ina dan juga Ahmad berusaha memahami perasaan Erivia. Kemudian Abi menjelaskan dan memahami perasaan Erivia. Abi menasehati Eriviaaa. Dengan bercucuran air mata Erivia menagis di pangkuan ibunya. Ibu Erivia tak kuasa menahan tangis anak gadisnya kemudian ibunya memohonkan maaf kepada teman-teman Erivia.



Dengan penuh kasih sayang Ina pun mendekati Abi dan berusaha menenangkan emosinya dan memberikan perhatiannya kepada Abi. Akhirnya Abipun luluh dengan perhatian yang Ina berikan lalu pelan-pelan ia mendekati Erivia dan Ia pun meminta maaff kepada Erivia dan Ia juga memaafkan Erivia. Erivia yang saat itu masih menagis tersedu-sedu akhirnya diam dan bangun dari pangkuan ibunya. Ia pun berjanji kepada Abi bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Ia juga meminta maaf kepada Ina. Ina pun memaafkan Errivia dengan sepenuh hati.

Kemudian mereka saling maaf-memaafkan. Sekarang sudah tidak ada dendam di hati mereka. Kini mereka kembali akrab seperti dulu lagi. Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya Ahmad pun menyimpan rasa kepada Erivia. Erivia pun juga memiliki rasa kepada Ahmad. Akhirnya mereka pun menyatu dengan ikatan suci yang selama ini mereka dambakan.

Jumat, 29 April 2011

Kebudayaan Islam Pada MasaBani Umayyah

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM
PADA MASA PEMERINTAHAN BANI UMAYAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah                 : SKI
Dosen pengampu        :  Siti Johariyah


Disusun oleh:
                                    Anang Riza Rahmawan
                                    Mila Silvy Arumsari                (10481015)
                                    Siti Aisah                                 (10480003)
                                    Wahyu Aminati                       (10480008)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
 2010
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Pertempuran kedua di syam yang amat penting adalah pertempuran di sekitar kota damaskus. Kaum muslim mengepung kota tersebutdan penduduk kota ini menutup semua akses masuk. Yang berdiri di pintu kota sebelah timur adalah Khalid ibnul walid dengan pasukannya Abu ‘uaidah di sebuah pintu yang disebut Bab al-jabiah, sementara itu ‘Amr ibnul ‘ash di Bab Tuma, syurahbil di Bab Al Faradis dan Yasid inu Abi Sufyan di Al Bab Ash Shaghr. Pertmpuran kecil di kota damaskusun terjadi, namun para pembicara masing-masing kubu ada yang bernegoisasi di tengah-tengah kota yang sedang dalam keadaan perang.
Pada akhirnya kaum muslimin dapat masuk ke kota damaskus melalui pintu sebelah timur yang dipimpin Khalid ibnul Walid dan dari pintu Bab Al-Jabiah yang dipimpin oleh Abu ‘ubaidah.
Yag memimpin kaum muslimin untuk mengepung kota damaskus adalah Abu ‘ubaidah  karena Khalid ibnu Walid diturunkan jabatannya dari pimpinan umum oleh Umar ibnul Khattab. Namun Khalid tidak sedikitpun dendam walaupun ia diturunkan jabatannya. Ia tetap berjuang sebagai sediakala dibawah pmpinan Abu ‘ubaidah.



  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pemerintahan pada saat perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayah?
  2. Bagaimana Perkembangan keagamaan pada masa Bani Umayah?

  1. Tujuan
  1. Mengetahui pemerintahan pada saat perkembangan kebudayaan islam pada masa Bani Umayah.
  2. Mngetahui perkembangan keagamaan pada masa Bani Umayah

 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pemerintahan Bani Umayah
      1.  Peralihan kekuasaan pada muawiyah
                  Peralihan kekuasaan pada muawiyah mengakhiri bentuk pemarintahan        demokrasi kekhaliahan Bani Umayah menjadi semacam monarchi heridetis,       diI peroleh dengan pedang, diplimasi dan tipudaya, tidak dengan pemilihan /   suara terbanyak. Muawiyah bertujuan untuk mencontoh monarchi heridetis       dipersial dan kaisar hisantine. Selama masa pemerintahan muawiyah daerah            kekuasaan Isalam meluas sampai Lahore di Pakistan. Perhatian khalifah di             arahkan ke bisantine diwilayah utara dan barat. Pasukan umayah mencapai 1700 kapal perang, membuat muawiyah mendudukan banyak pulau-pulau di          antaranya rhodis dan pulau yang lain di yunani.
      Dia tidak hanya mengirimkan 1700 kapal perang tetapi juga mempersiapkan           pasukan perangnya untuk menghadapi peperangan di kedua musim yaitu    musim dingin dan panas. Peperangan ini dikenal dengan Al-Shawati (perang    musim dingin0 dan Al-Sawa’if (perang musim panas). Pada tahun 48H/668M        muawiyah merencanakan penyerangan laut dan darat terhadap konstatinopl di       bawah pumpinan yazid. Muawiyah mengumumkan yazid sebagai putra          mahkota yang memandang rendah dengan janjinya di dalam perjanjian       perdamaian yang di adakan dengan Hasan ibn Ali untuk menyerahkan        masalah penggantian pimpinan kepada pilihan untuk islam. Deklarasi ini             menyebabkan adanya pergerakan oposisi dari rakyat dan juga menyebabkan        adanya perselisihan dan peperangan saudara.

      2.  Perubahan-perubahan administrasi pada masa muawiyah
                  Muawiyah adalah penguasa yang kuat dan juga ministator yang baik.          Disambping diplomat diapun amat licik sehingga tepat bila dibandingkan         dengan Richelieu yang mempunyai ilmu tentang tabiat manusia. Denan ilmu         itu dia juga bisa menguasai dan membujuk pendirian orang-orang moderat dari semua golongan yang merupakan oposisinya. Diadakan perubahan-      perubahan didalam administrasi pemerintahan, pada masa pemerintahan   muawiyah dibangun bagian  bagian khusus didalam masjid untuk tindakan       pencegahan, pengamanan bagi dirinya selama menjalankan solat dan untuk             menghindari dari dari nasib buruk.
      Muawiyah memperkenalkan materai resmi untuk pengiriman pengirimam    memorandum yang berasal dari khalifah. Naskah yang sah dibuat kemudian        ditembus dengan benang dan  disegel dengan lilin yang pada akhirnya di cetak   dengan materai resmi. Diapun yang pertama kali menggunakan pos untuk   mengumumkan kejadian-kejadian penting dengan cepat.

      3.  Kejadian-kejadian penting pada masa Yazid
                  Pada tahun 60H/680M, muawiyah meninggal dunia ketika berumur             60tahun. Dia meninggalkan kepemimpinan umat islam kepada anaknya.          Yazid adalah putra dari wanita badui yang sudah muawiyah sunting sejak    sebelumia menjadi khalifah. Wanit itu tidak menikmati kehidupan di           damaskus dan istana yang indah tidak menarik jiwa wanita badui tadi. Maka        muawiyah mengirim isteri dan anaknyake tempatnya sendiri, dan disana      Yazid tumbuh dewasa dengan karakter badui yang senagn terhadap hiburan,       memburu, nyanyian, dan sastra/puisi. Pada akhirnya dia mewarisi bakat      ibunya daam bidang sastra, skill/keahlian dalam bidang sastra menyebabkan rakyat unutuk mengatakan bahwa sastra dimulai dengan adanya penguasa   baru dan berakhir dengan yang lain, berkenaan dengan Imuri’ul Qiyas dan Yazid.
                  Pemerintahan Yazid ertahan selama tiga setengah tahun. Selama masa         ini, tiga kejadian penting terjadi.
                  Pada tahun pertama, Husaya anak Ali terbunuh.kejadian ini terjadi ketika Yazid baru saja naik tahta. Banyak orang terkemuka di Madinah       menoak untuk menyatakn setia padanya. Dia mengirm surat kepada gubernur    Madinah, meminta untuk memaksa penduduknya untuk mengambil sumpah           setia kepada yazid. Abdullah bin Abas dan Umat mengizinkan, tetapi           Abdullah in az-Zubayr menolak dan melarikan diri ke Mekah. Ketika      gubernur menyatak setia kepada Yazid dia berpura-pura bahwa dia akan     mengambil sumpah di depan public. Husaya menirimkan ponakannya Muslim          ibn Aqil (ibn Abi Tholib) untuk menyelidiki kufa, tak lam kemudian setelah tiba di kufa, Muslim terbunuh oleh gubernur (Ubaydulah ibn Yazid).
                  Kejadian kedua yag menjjikan umat islam adalah perampasan atas   Madinah, kota Nabi. Serangan ini disebabkan oleh sikap permusuhan yang di          lakukan oleh penduduk madinah terhada khalifah. Kesetiaan mereka       kepadanya lenyap, gubernr diusir dan anggota keluarga umayah da ganngu.            Yazid mengirimkan pemimpin paskam muslim ibn ‘uqba.orang lalim arab         mengepung kota Madinah, mendudukannya dan merampasnya selam 3hari. Dia di asukan perangnya menjalankan tindakan keras sedemikian rupa    sehingga ia dikenal dengan musrif(pemboros).
                  Kejadian ketiga ialah srangan terhadap kota Mekah pada tahun 64H.          ibn al-Zubair memproklamirkan dirinya sebaga seorang khalifah di kota ini     setelah terbunuhnya Husayn. Yazid menyuruh Muslim, penakluk kota      Madinah untuk menuju ke Mekah, tapi dia meninggal dunia diperjalanan dan       digantikan oleh Husayn ibn Numayr. Selama terjadi peperangan berita tentang       wafatnya Yazid sampai ke teling umat Islam. Banyak umat Islam yang         merasakan bahwa pengepungan dua kota suci itu, karena adanya permusuhan           di hijaz dan bahwa pemimpin umayah tidak mempunyai maksud menodai   kesucian dua kota tadi.

      4. Muawiyah II dan Marwan I
                  Setelah wafatnya Marwan, kekhalifahan bani Umayah dipengaruhi             oleh permusuhan-permusuhan antar suku yang menuju kehancuran.            Kehancuran ini mungkin sudah terjadi kalau tidak karena Abdul Malik(65-    86M/685-705M), yang dianggap sebagai pendiri bani unyah yang kedua     karena dia mampu menegah disintegrasi dengan kesabaran dan ketabahan hatinya dalam menghadapi bermacam-macam kesulitan.Mukhtar dan      Abdullah al-Zubayr adalah musuh besar  bagi Abdul Malik. Dia memerangi       mukhtar di kufah. Di perjalanan dia menerima berita kematian pimpinan     pasukannya dan kekalahan pasukannya di iraq.
                  Sebaga akibat kemenangan mukhtar, orang-prang Sy’ah dengan setia          menggabunglan diri kepadanya. Kekuatan kemudian menjadi hebat, Abdullah          ibn al-Zubayr mengirimkan pasukan yang besar dibawah pimpnan Mus’ab             (sebagai gubernur iraq). Pada tahun 67H, terjadilah peperangan dimana       mukhtar terbunuh dengan 7000 orang pengikutnya. Abdullah ibn al-Zubayr            membangkitkan api peperangan orang sy’ah dengan membunuh mukhtar.      Kekalahan mukhtar dan mus’ab memperkokoh kekuasaan Abdul Malik di            Tarq. Abdul Malik membentuk pasukan yang banyak dibawah pimpinan Hajaj       sehingga mampu mengalahkan al-Zubayr. Hajaj diangkat sebagai gubernur             Hjaz selama dua tahun, yang kemudian menjadi gubernur di iraq.

      5. Administrasi kekhalifahan Abdul Malik
                  Jalannya administrasi bani Umayah merupakan karakter rimitif. Tidak         adanya ketelitain dan pembagian tugas untuk melancarkan efisiensi kerja.        Jalannya pemerintahan dituntut oleh 4 departement pokok/ kementrian.
    1. Kementrian pajak tanah
    2. kementrian chatam
    3. Kementrian surat menyurat
    4. kementian urusan perpajakan
           
            6. Stempel : Tiraz
            Ketika daerah kekuasaan arab melebar dan kemakmurannya jaya,    bangsa arab mengambil tata cara protocol yunani dan Persia tiraz. Yaitu cap    resmi yang dicetak di pakaian raja, pangeran, dan orang-orang yang             mempunyai jabatan tinggi. Pada mulanya Abdul Malik menuscrip tertulis di           atas kertas yang sudah dibuat oleh mesir sampai sekarang dengan rumusan Kristen. Khalifah menyuruh orang Kristen untuk mngartikan kedalam bahasa           arab . pada akhirnya Abdul aziz mengganti rumusan itu sesuai rumusan islam          yaitu “ Tidak ada Tuhan selain Allah”.

B. Perkembangan Keagamaan

            Pada masa bani umayah berkembanglah aliran-aliran agama seperti :
1.      Khawarij
                  Kaum ini mendesak Ali untuk menghentikan peperangan pada perang         shiffin dan menjalankan proses hukum melalui Al-Qur’an. Orang-orang    khawarij adalah manusia-manusia kampungan yang kaku,keras kepala, dan            menginginkan manusia hanya ada dalam dua kubu, yaitu kafir dan mukmin.           Barang siapa yang sesuai dengan pandangan-pandangannya, ia dianggap           sebagai orang mukmin, dan barang siapa yang dianggap tidak sesuai dengan          pandangannya maka ia akan dianggap orang kafir.
      Dalam tulisan Jaih Mubarok , dijelaskan bahwa awal pendirian umayah       ditandai dengan munculnya kelompok yang kontra terhadap Ali dan Muawiyah, yaitu khawarij. Gagasan khawarij yang merupakan perpaduan             antara pemikiran teologi dan politik terletak pada gagasannya tentang                     kewajiban menggunakan hukum Allah dengan adagium La Hukma illa Lit’ah.       Tetapi, khawarij kemudian terpecah-peah menjadi kelompok kecil yang       akibatnya adalah terjadi perbedaan gagasan antara aliran yang satu dengan       yang lain.
                  Bagi khawarij, menyelesaikan sengketa bukan dengan hukum Allah            adalah pengingkaran, dan dalam pendangan mereka, tahkim antara ihak Ali r.a       dengan muawiyah dilakukan tanpa hukum Allah. Khawarij mengafirkan phak-        pihak yang melakuakan dosa besar, dan mereka berpendapat bahwa hukum       membelot dari pimpinan yang menyalahi sunnah Nabi Muhammad SAW.   Seperti Ali r.a., Muawiyah, Amr Ibn Al-Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari akan         ditempatkan dineraka selamanya.
                  Keyakinan Khawarij tentang Ali r.a., Muawiyah, Amr ibn Al-Ash, dan       Abu Musa Al-Asy’ari sebagai pelaku dosa besar dan akan ditempatkan             dineraka selamanya pada hari akhir nanti, menimbulakan keraguan dikalangan         masyarakat Islam. Bagaimana mungkin sahabat Ali r.a. yang telah banyak   berkorban dalam membela kehidupan Nabi Muhammad SAW, dianggap    ingkar dan akan ditempatkan dineraka selamanya, padahal beliau termasuk as-    sabiqun al-awwalun yang memperoleh jaminan dari Nabi Muhammad SAW.        Untuk dimasukkan surga.


2.      Murji’ah
                  Secara bahasa, Murji’ah berasal dari kata al-irja (mengakhirkan, al-  ta’khir atau memberikan harapan). Arti pertama relevan dengan Khawarij     karena adagiun yang mereka gunakan, yaitu maksiat tidak akan merusak     iman, dan taat tidak akan bermanfaat bagi kekafiran. Makna kedua relevan             dengan Khawarij karena mereka tidak mau menentukan hukum bagi yang             melakuakan dosa besar di dunia ini apakah ia akan ditempatkan di surga atau    di neraka dan sebagai anitesis dari Syi’ah yang mendapatkan Ali sebagai       seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Di antara gagasan yang terpenting           adalah bahwa mukmin yang melakukan maksiat akan disisksa oleh Allah di       akhirat nanti, dan setelah disiksa mereka akan ditempatkan di surga.
      3. Aliran Fiqh
                  Dalam analisis Nurcholis Madjid, di bawah pmpinan khalifah          Muawiyah. Masa kekhalifannya disebut Ibn Taymiyah sebagai permulaan             masa “Kerajaan dengan rahmat” apapun kualitas Muawiyah, daam hal    masalah penegakan hukum, mereka tetap sedapat mungkin berpegang dan meneruskan para khalifah di Madinah dahulu, khususnya tradisi Umar. Oleh          karena itu, ada semacam koalisi anatara Damaskus dan Madinah. Koalisi itu         mempunyai akibat cukup penting dalam bidang fiqh, yaitu tumbuhnya        orientasi kehukuman pada hadist atau tradisi yeng berpusat di Madinah dan        Mekah serta mendapat dukungan langsung atau tak langsung dari rezim      Damaskus.ha ini berdampak pada tumbuhnya dua oerientasi dengan pebedaan   cukup penting, Hijaz (Mekah-Madinah) dengan orientasi hadistnya dan Irak           (Kufah-Basrah) dengan orientasi penalaran pribadi (ra’y)-nya.

BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari uraian pmbahasan yang telah kami uraikan maka ada beberapa kesimpulan. Dari mulai berdirinya pemerintahan Bani Umaya yang berawal dari peralihan keuasaan kepada Muawiyah. Dimasa pemerintahan Muawiyah memperkenalkan materai resmi untuk pengiriman memorandum-memorandum yang berasala dari Khalifah. Pada masa pemerintahan Muawiyah juga terjadi pergantian pemimpin kepada Muawiyah II dan Marwan I.
Pada  masa Bani Umayah juga melahirkan berbagai aliran-aliran keagamaan. Aliran-aliran ini mempunyai kepercayaan-kepercayaan sendiri. Seperti aliran khawarij yang menginginkan manusia dalam dua kubu yaitu kafir dan mukmin. Sedangkan menurut aliran murji’ah yaitu  menggunakan gagasan bahwa mukmin yang melakukan maksiat akan disiksa Allah dan di akhirat nanti, dan setelah disiksa mereka akan ditempatkan di surga. Dan Aliran Fiqh cenderung pada kelonggaran dan bersandar atas penalaran.


DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradapan Islam. Bandung ; Pustaka Setia. 2008
Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam; PT Pustaka Al Husna Baru. 2003
Ibrahim, Hasan. Sejarah dan  Kebudayaan Islam. Kota Kembang yogyakarta. 2003

Majas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya bahasa sering digunakan. Baik dalam kondisi formal maupun non formal. Penggunaan gaya bahasa tidak hanya digunakan oleh kalangan atas, tapi juga biasa digunakan oleh semua lapisan masyarakat, baik anak kecil maupun orang dewasa. Gaya bahasa atau yang sering disebut majas terkadang digunakan untuk menyindir, membandingkan, merendahkan, mempertentangkan, dan menegaskan.
Dalam makalah ini dijelaskan jenis-jenis majas beserta contohnya. Majas yang akan dijelaskan antara lain : majas perbandingan, majas pertentangan, majas perbandingan, dan majas sindiran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian majas ?
2.      Apa macam-macam majas beserta contohnya ?
C.     Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah bahasa Indonesia
D.    Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan tentang pengerian suatu majas, macamnya majas dan contoh-contoh dari suatu majas

                                                     BAB II
                                              PEMBAHASAN

1.      Pengertian Majas
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis. (Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke-3 tahun 2002).

A.    Jenis-jenis Majas
a.         Majas Perbandingan
1.      Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat
       membentuk suatu pengertian baru.
       Contoh : Raja siang, kambing hitam
                     Generasi muda adalah tulang punggung negara.
2.      Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.
                       Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
                                  Hidup manusia seperti roda , kadang di atas kadang di bawah
3.      Majas  Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.
 Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4.       Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan.
Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya  kecelakaan
5.       Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati.
Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
6.      Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang7
7.       Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum.
 Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
8.      Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan.
 Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
9.      Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
10.   Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
11.  Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya.
Contoh : Si pincang,Si jangkung, Si kribo
Lho, mbak yu, kalau begini aku harus bagaimana?  Masak aku harus melepas bakisarku, meski katanya dia hanya mau pinjam sebentar?
12.  Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai   pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :
- Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk       benda itu secara keseluruhan.
 Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
-  Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja.
 Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini.
13.  Majas Simile:


b.      Majas Sindiran
1.      Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
2.      Majas sarkasme: sindiran langsung dan kasar
Contoh: mampus lu, anjing Soekarno! Mau merdeka? Ini merdeka!!! Dan sten-gun ditembakkan tak tentu arah.
3.       Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh: Perilakumu membuatku kesal
4.      Majas Satire : ungkapan yang menggnakan sarkasme, ironi, atau parodi, atau menertawakan gagasan, kebiasan, dan lain-lain.
5.      Majas innuendo:  sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh: karena ia menyisihkan selembar dua lembar kertas kantor, ia kini telah membuka toko alat-alat tulis.

c.       Majas Pertentangan
1. Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
 2.Majas paradoks: pengungkapan dengan menyatakan dua hal bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh: aku sangat menderita dalam pertemuan yang
 3  Majas Antitesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal        yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
3.      Majas Kontradiksi interminus : pertanyaan yang bersifat men yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh : Yang  belum melunasi uang sekolah tidak boleh mengikuti ulangan ummum, kecuali Bisma.

4.      Majas Anakromisme : ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
Contoh : Moncong-moncong meriam diarahkan pada pasukan Diponegoro kepada pasukan Belanda yang mendkat (Pasukan Diponegoro waktu itu masih menggunakan peralatan perang yang sederhana, misalnya kedewan, tombak, dan sebagainya).


d. Majas Penegasan
1. Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

2. Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
3. Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

4. Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa

5. Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
6. Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

7. Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

8. Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

9. Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

10.  Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
11.  Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
12.  Majas Apofasis : Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan uang ratusan juta rupiah milik negara.
13.  Majas Pararima : Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. Misalnya, mondar –mandir, lekak-lekuk.
14.  Majas Paralelisme: pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
15.  Majas sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
16.  Majas Klimaks: Pemaparan pemikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana atau kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks atau lebih penting.
17.  Majas Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
18.  Majas Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana dihubungkan dengan kata penghubung.
19.  Majas Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan diantara unsur-unsur kalimat.
20.  Majas Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
21.  Majas Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
22.  Majas Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
23.  Majas Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk pegasan.
24.  Majas Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
25.  Majas Silepsis: Penggunaan suatu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi dalam lebih ari satu konstruksi sinteksis.
26.  Majas Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk kontruksi sinteksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

 BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Majas adalah gaya bahasa yang bertujuan mewakili perasaan dan pikiran yang bisa disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Majas terdiri dari empat macam, yaitu: majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

2.      Saran
Majas bisa digunakan sebagai ungkapan seseorang terhadap orang lain untuk menambah keindahan bahasa yang kita gunakan.

 DAFTAR PUSTAKA

Keraf, groys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
 ____. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­____.2001.Pedoman Umum  Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum         Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.
____. 2009. “ Majas Gaya Bahasa Dalam Bahasa Indonesia.” http:/organisasi.org. Selasa, 8 Desember 2009.
­­____. 2009“majas_dan_gaya_bahasa “. www.bisnet.or.id/vle/file.php?file=/34/ . Sabtu, 12 Desember 2009.