Cari Blog Ini

Jumat, 29 April 2011

Pendekatan Normatif dalam Study Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kerajaan  Mugol merupakaan salah satu warisan peradaban islam di india. Keberadaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua yang nyaris tenggelam.1 Sebagian besar dunia islam dalam masa yang hamper 300 tahun ini berada dibawah kekuasaan Mugol turunan Jingkizkan, sedangkan bagian yang kecil berada dibawah dua kekuasaan yang lain yaitu kekuasaan turunan Turki dan turunan Arab.2 Sebagimana diketahui , india adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban hindu. Dengan hadirnya kerajaan Mugol, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tengelam, kebali muncul.
Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempuyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam Hadir, Hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang pengaruhi Islam. Oleh sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas eksistensi kerajaan Mugol di India yang identik dengan Hindu.
B.     Rumusan Masalah.
1.      Apa defenisi dari peradaban Islam?
2.      Bagaimana asal usul kerajaan islam Mungol di india?
3.      Bagaimana masa kejayaan kerajaan  islam Mungol di india?
4.      Bagamana masa kemajuan kerajaan isalm mungol di india?
5.      Bagaimana masa kemunduran dan keruntuhan kerajaan islam mungol di india?
___________________________
1.sumber intrnt: hadirukiyah.blogspot.com/…/ sejarah-peradaban-islam-pada-masa_07.html
2.Sejarah kebudayaan islam. Hasjmy. Bulan Bintang. Jakarta. lit hal 303.

C.    Tujuan Masalah.
Makalah ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian penting (highlights) tentang asal-usul, tumbuh berkembang serta mundurnya peradaban yang dibina Kerajan Mungol, juga megulas factor-faktor yang mendorong timbul hingga tengelamnya kerajaan tersebut. Hal dimaksudkan untuk mengambil pelajaran, bagaimana membalikkan (reverse) golombang peradaban di anak benua india tersebut . Mengenai hal ini Ibnu Khaldun berkata, “ revesi tersebut tidak akan dapat tergambarkan tanpa menggambarkan pelajaran-pelajaran dari sejarah terlebih dahulu untuk menentukan faktor-faktor yang membawa sebuah peradaban besar meleleh dan menurun dratis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Peradaban Sejarah islam
Kata sejarah berasal dari bahasa arab disebut “tarikh”, yang menurut bahasa artinya ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah adalah keterangan yang telah terjadi pada masa lampau telah lampau taua pada masa yang masih ada.
Peradaban adalah kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangun, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan.
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata arab “alhadharah al-islamiyah, yang dalam bahasa artinya adalah kebudayaan islam. Dalam definisi peradaban yang dimaksud disini yakni islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa bangsa arab yang semula terbelakang bodoh, dan diabaikan oleh bangsa lain, kini menjadi bangsa maju dan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.
Dapat disimpulkan bahwa definisi dari sejarah peradaban islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dimana pada masa itu islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya satu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju.[1]



                                                                                     
B.     Asal-Usul Kerajaan Islam Mughal di India
Kerajaan Mughal kelanjutan dari Kesultanan  Delhi. Sejak Islam masuk ke India pada masa Umayyah, yakni pada masa Khalifah al-Walid I (705-7015) melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim tahun 711-712, peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di India. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Khalji (1296¬1316 M.), Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan Dinasti Lodi (1451-1526).
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan islam Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.
Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Ensiklopedia Islam bahkan menyebutkan Mogul (Mughal-pen) didirikan oleh seorang penjajah dari Asia Tengah, Muhammad Zahiruddin Babur dari etnis Mongol.
Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi Ismail I, akhir¬nya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Zahiruddin Babur mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Lodi pimpinan Ibrahim Lodi yang tengah berkuasa di India. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi. Babur berhasil menaklukkan Punjab pada tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526, dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan dari tangan Ibrahim Lodi. Babur bersama pasukannya memasuki kota Delhi untuk menrgakkan pemerintahan di kota ini.

Dapat disimpulkan bahwa faktor berdirinya Kerajaan Mughal adalah:
  1. Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia
  2. Sebagai jawaban atas krisis yang tengah melanda India.
Raja-raja Mughal Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang sempat memerintah adalah Zahiruddin Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar (1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah (1748-1754), Alamghir II (1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-1837 M), dan Bahadur Syah(1837-1858).
Zahiruddin Babur (1526-1530) adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman dari pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pim¬pinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 Babur meninggal dunia. Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M).[2] Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Humayun berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam pepe¬rangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safa¬wiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia digantikan oleh putranya Akbar. Akbar (1556-1605) adalah pengganti Humayun. Pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India.
Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Keberhasilan Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Akbar tmengawali masa kemajuan Mughal di India,
kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jihangir (1605-1627) yang didukung oleh kekuatan militer yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra.
Syah Jihan (1628¬-1658) meggantikan Jihangir. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan. Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dapat dipatahkan dan Khan Jhan dihukum mati. Pada masa ini para pemukim  
Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka. Pada tahun 1657 Shah Jehan meninggal dunia. Setelah kematiannya, terjadi perang saudara.
Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
                                                          6
Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai etnis Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah. Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.
Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sen¬diri. Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pe¬menang. Ia menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Raja meninggal terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian mengangkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah.
            Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806) Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan.
Akbar II (1806-1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC (East India Company) untuk mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Bahadur Syah (1837-1858), pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang telah disepakati oleh ayahnya.. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.
C.    Masa kejayaan kerajaan mughal di india
Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605). dan tiga raja penggantinya, yaitu :
                                                                 
 Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Akbar melancarkan serangan untuk memerangi pemberontakan sisasisa keturunan Sher Khan Shah yang berkuasa di Punjab. Pemberontakan lain dilakukan oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pemberontakan tersebut disambut oleh Bairam Khan sehingga terjadilah peperangan dahsyat, yang disebut Panipat I tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Pada masa Syah Jehan banyak pendatang Portugis yang bermukim di Hugli Bengala, Syah Jehan meninggal pada tahun 1658 M dan terjadinya perebutan tahta kerajaan di kalangan istana. Mughal terpecah menjadi beberapa bagian. Shuja menobatkan dirinya sebagai Raja di Bengala. Murad menobatkan dirinya sebagai Raja di Ahmadabad. Shuja bergerak memasuki pemerintahan di Delhi. Namun pasukan Aurangzeb berhasil mengalahkannya pada tahun 1658 M. kemudian Aurangzeb memerangi pasukan Murad dan dimenangkan oleh Aurangzeb. Oleh karena itu, Aurangzeb secara resmi dinobatkan menjadi Raja Mughal. Langkah pertama yang dilakukan oleh Aurangzeb menghapuskan pajak, menurunkan bahan pangan dan memberantas korupsi, kemudian ia membentuk peradilan yang berlaku di India yang dinamakan fatwa alamgiri sampai akhirnya meninggal pada tahun 1707 M. Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu negara adikuasa.
D. Masa kemajuan kerajaan mughal di india
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
a. Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. (Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb).
b. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bereorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran                                                
c. Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.
d. Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad.
e.   Para pejabat dipindahkan ¬dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.
f. Wilayahnyajuga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat.
2. Bidang Ekonomi
a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani.
c. Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.
d. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, dan nila, serta   
            mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah besar.                                        
3. Bidang Agama
a. Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.
b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh.
c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi'ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
d. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fattawa alamgiri. Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari'at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.
4. Bidang Seni dan Budaya
a. Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana
b. Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore.
                                                                  10
Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
c. Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
E. Kemunduran dan keruntuhan kerajaan mughal di india
Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Akbar (1556-1605). Generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707) masih dapat mempertahankan kemajuan tersebut. Namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.
Tanda-tanda kemunduran skerajaan Mughal :
  1. Internal : Adanya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya pemerintahan pusat.
  2. Eksternal : Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin di Timur, dan yang adanya  invasi Inggris melalui EIC.
Beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
1. Operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2.   Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3.   Konflik antaragama sangat sulit diatasi oleh raja-raja sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaan adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.


 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Mughal tidak mungkin lepas dari sejarah Islam di  India, karena Islam telah masuk di kerajaan ini. Kerajaan Mughal ini telah melamapaui beberapa tahapan hdup, yaitu lahur, tumbuh, runtuh, dan runtuh. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk Islam-India, Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya, kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu diwaspadai.
B. Saran-saran
Demikian penulisan makalah yang kami buat, kami sangat sadar bahwa didalam penulisan makalah ini banyak kekeliruan, baik secara tulisan ataupun pembahasan, maka dari itu kami mengharap pada semua pembaca untuk mengoreksinya demi memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hadirukiyah.blogspot.com/…/sejarah-peradaban-islam-pada-masa_07.html
2.      Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
3.      Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : pustaka islamika, 2008.
4.      Yatim Badri, Sejarah peradaban Islam, Jakarta : Raja  grafindo persada, 1997


[1] sumber intrnt: hadirukiyah.blogspot.com/…/ sejarah-peradaban-islam-pada-masa_07.html

                                                                                                        3

[2] Sejarah kebudayaan islam. Dr.Badri Yatim. Rajawali Pers. Jakarta. hal 145.
5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar