Cari Blog Ini

Selasa, 12 April 2011

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan  secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan hasil prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuan. Pendidikan tidak akan teerlaksana dengan baik apabila tidak didasari menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang baik, efektif dan efisien. Tujuan sejati dari pendidikan adalah pertumbuhan dan perkembangan diri peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan, mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari.[1]
Pada umumnya seorang guru menggunakan beberapa metode pndekatan belajar yang mereka kuasai dan berupaya agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan oleh seorang guru. Sehingga tujuan dari pennidikan dapat tercapai.
B.              RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud pendekatan pembelajaran?
2.      Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran?
3.      Apa saja teknik pendekatan pembelajaran?
C.                TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran.
2.      Mengetahui berbagai macam pendekatan pembelajaran.
3.      Mengetahui teknik pendekatan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Ada banyak pendapat mengenai arti dari pembelajaran, berikut pengertian pembelajaran menurut pendapat para ahli:[2]
1.      Menurut Sudjana (2000)
Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
2.      Menurut Guto (2004)
Mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
3.      Menurut Nasution (2005)
Mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, namun juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dsb. yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.

4.      Menurut Biggs (1985)
Membagi konsep pembelajaran menjadi tiga yaitu:
a.       Pembelajaran dalam pengertian Kuantitatif
Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan sehingga mampu mengajarkannya kepada siswa dengan baik.
b.      Pembelajaran dalam pengertian Institusional
Secara institusional pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk siap mengadaptasi berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual.
c.       Pembelajaran dalam pengertian Kualitatif
Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini guru tidak sekedar mengajarkan namun juga berperan aktif dalam belajar bersama siswanya.
Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir, yang diperoleh melalui pengalaman.[3] Namun tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan-kemampuan itu ada sejak lahir, tidak dipelajari. Misalnya, kita tidak harus diajari untuk menelan makanan, berteriak, berkedip sat silau. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia tidak diwarisi begitu saja. Cakupan pembelajaran itu luas (Domjan, 2000, 2002). Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan non-akademik. Pembelajaran berlangsung di sekolah dan di mana saja di seputar dunia anak.[4] Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Sedangkan pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[5]
Terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu:
1.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa   ( Student Centered Approach ), yaitu fokus pada individu pembelajar ( keturunan, pengalaman, bakat, latar belakang, minat, kapasitas dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktik pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran dan prestasi yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran dan prestasi bagi semua pembelajar.
2.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru ( Teacher Centered Approach), yaitu fokus pada individu pengajar atau disebut juga guru.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan lalu diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:[6]
  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (Out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (Basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (Steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (Criteria) dan patokan ukuran (Standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (Achievement) usaha.

B.                 Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     
1.      Pendekatan Pembelajaran Humanistik[7]
Pendekatan pembelajaran humanistik memandang manusia sebagai subyek yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Pendekatan yang lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang humanistik adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif.
Pendekatan dialogis mengajak peserta didik agar berfikir secara kritis dan kreatif, pendidik hanya bertindak sebagai fasilitator dan patner dialog siswa. Hal ini kerap dilakukan oleh pendidik yang bertindak sebagai dosen disebuah universitas atau di Sekolah Menengah Atas. Hal ini tentu akan membuat peserta didik berfikir secara luas dan mampu mengeluarkan pendapatnya.
Pendekatan reflektif mengajak peserta didik untuk berdialog kepada dirinya sendiri. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk mampu berusaha sendiri dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Pendekatan ekspresif mengajak peserta didik untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan segala potensi yang ia miliki. Dalam hal ini pendidik hanya bertindak membantu dan mendampingi peserta didik dalam proses perkembangan diri, penentuan sikap dan pemilahan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh peserta didik.

Model-model Pembelajaran Humanistik:

a.       Humanizing of the classroom (John P. Miller)
Humanizing of the classroom ini dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang otoriter, tidak manusiawi, sehingga banyak menyebabkan peserta didik putus asa, yang akhirnya mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Kasus ini banyak terjadi di Amerika Serikat dan Jepang. Humanizing of the classroom ini dicetuskan oleh John P. Miller yang terfokus pada pengembangan model “pendidikan afektif”. Pendidikan model ini bertumpu pada tiga hal: menyadari diri sebagai suatu proses pertumbuhan yang sedang dan akan terus berubah, mengenali konsep dan identitas diri, dan menyatupadukan kesadaran hati dan pikiran. Perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada substansi materi saja, tetapi yang lebih penting pada aspek metodologis yang dipandang sangat manusiawi.


b.      Active learning (Melvin L. Silberman)
Asumsi dasar yang dibangun dari model pembelajaran ini adalah bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus. Pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan menarik. Active learning menyajikan 101 strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan hampir untuk semua materi pembelajaran.

c.       Quantum learning
Quantum learning merupakan cara pengubahan bermacam-macam interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Quantum learning mengasumsikan bahwa jika siswa mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu maka mampu membuat loncatan prestasi yang tidak bisa terduga sebelumnya. Dengan metode belajar yang tepat siswa bisa meraih prestasi belajar secara berlipat-ganda. Salah satu konsep dasar dari metode ini adalah belajar itu harus mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih besar dan terekam dengan baik.
d.      Quantum teaching
Yaitu pengubahan suasana belajar dari yang monoton menjadi ceria / gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan kekuatan. Prinsip pengajaran quantum teaching adalah sistem pengajaran yang efektif, efisien sehingga mendapatkan hasil yang mengagumkan dengan waktu yang sedikit.
e.       The accelerated learning
Merupakan pembelajaran yang dipercepat konsep dasar dari pembelajaran ini adalah pembelajaran berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan.

2.         Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangat penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar (peserta didik), peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan. Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli.[8] Sumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa.

3.      Pendekatan Pmbelajaran Kooperatif (Cooperative learning)[9]
Pendekatan pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
C.               Teknik Pendekatan Pembelajaran
Dari macam-macam pendekatan pembelajaran tersebut dapat diturunkan menjadi strategi pembelajaran atau disebut juga teknik pembelajaran. Dari tiap pendekatan dapat diambil eknik yang berbeda.
a.                 Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division / STAD)
Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru memberi kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja lalu guru mengadakan ulangan atau sejenis kuis untuk menguji siswanya.
b.      Teknik Susun Gabung (Jigsaw)
Dalam kelompok setiap siswa mempelajari satu macam bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok, setelah itu guru mengadakan ulangan/ kuis dengan tujuan untuk menguji kemampuan peserta didik.

c.       Teknik Penyelidikan Berkelompok ( Group Investigation)
Tiap-tiap kelompok mempelajari materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa.
d.      Teknik Cari Pasangan
Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu. Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan mendiskusikan seluruh materi pelajaran yang saling berkaitan sehingga ada suatu kerjasama yang terjadi dikelas  dan dengan teknik ini kemungkinan peserta didik jenuh saat pelajaran berlangsung dapat diminimalisir.
e.       Teknik Tukar Pasangan
      Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.
Dari teknik-teknik ini guru dapat menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran tersebut.












BAB III
PENUTUP
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
            Terdapat empat macam pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan seorang pengajar, yaitu pendekatan pembelajaran humanistik, pendekatan pembelajaran konvensional, dan  pendekatan pembelajaran kooperatif.
            Dari pendekatan penbelajaran tersebut diturunkan berbagai macam teknik pembelajaran diantaranya teknik tukar pasangan, teknik cari pasangan, teknik penyelidikan berkelompok, teknik susun gabung, teknik sebaran prestasi.








DAFTAR PUSTAKA
Dwi Siswoyo,dkk, Ilmu pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2008),
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007)
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarya: UNY Press, 2007),


[1] Dwi Siswoyo,dkk, Ilmu pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm. 16
[2] Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarya: UNY Press, 2007), hlm. 80
[3] John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 265
[4] Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarya: UNY Press, 2007), hlm 81
[6] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar