Cari Blog Ini

Jumat, 29 April 2011

Majas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya bahasa sering digunakan. Baik dalam kondisi formal maupun non formal. Penggunaan gaya bahasa tidak hanya digunakan oleh kalangan atas, tapi juga biasa digunakan oleh semua lapisan masyarakat, baik anak kecil maupun orang dewasa. Gaya bahasa atau yang sering disebut majas terkadang digunakan untuk menyindir, membandingkan, merendahkan, mempertentangkan, dan menegaskan.
Dalam makalah ini dijelaskan jenis-jenis majas beserta contohnya. Majas yang akan dijelaskan antara lain : majas perbandingan, majas pertentangan, majas perbandingan, dan majas sindiran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian majas ?
2.      Apa macam-macam majas beserta contohnya ?
C.     Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah bahasa Indonesia
D.    Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan tentang pengerian suatu majas, macamnya majas dan contoh-contoh dari suatu majas

                                                     BAB II
                                              PEMBAHASAN

1.      Pengertian Majas
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis. (Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke-3 tahun 2002).

A.    Jenis-jenis Majas
a.         Majas Perbandingan
1.      Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat
       membentuk suatu pengertian baru.
       Contoh : Raja siang, kambing hitam
                     Generasi muda adalah tulang punggung negara.
2.      Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.
                       Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
                                  Hidup manusia seperti roda , kadang di atas kadang di bawah
3.      Majas  Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.
 Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4.       Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan.
Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya  kecelakaan
5.       Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati.
Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
6.      Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang7
7.       Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum.
 Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
8.      Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan.
 Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
9.      Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
10.   Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
11.  Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya.
Contoh : Si pincang,Si jangkung, Si kribo
Lho, mbak yu, kalau begini aku harus bagaimana?  Masak aku harus melepas bakisarku, meski katanya dia hanya mau pinjam sebentar?
12.  Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai   pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :
- Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk       benda itu secara keseluruhan.
 Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
-  Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja.
 Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini.
13.  Majas Simile:


b.      Majas Sindiran
1.      Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
2.      Majas sarkasme: sindiran langsung dan kasar
Contoh: mampus lu, anjing Soekarno! Mau merdeka? Ini merdeka!!! Dan sten-gun ditembakkan tak tentu arah.
3.       Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh: Perilakumu membuatku kesal
4.      Majas Satire : ungkapan yang menggnakan sarkasme, ironi, atau parodi, atau menertawakan gagasan, kebiasan, dan lain-lain.
5.      Majas innuendo:  sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh: karena ia menyisihkan selembar dua lembar kertas kantor, ia kini telah membuka toko alat-alat tulis.

c.       Majas Pertentangan
1. Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
 2.Majas paradoks: pengungkapan dengan menyatakan dua hal bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh: aku sangat menderita dalam pertemuan yang
 3  Majas Antitesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal        yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
3.      Majas Kontradiksi interminus : pertanyaan yang bersifat men yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh : Yang  belum melunasi uang sekolah tidak boleh mengikuti ulangan ummum, kecuali Bisma.

4.      Majas Anakromisme : ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
Contoh : Moncong-moncong meriam diarahkan pada pasukan Diponegoro kepada pasukan Belanda yang mendkat (Pasukan Diponegoro waktu itu masih menggunakan peralatan perang yang sederhana, misalnya kedewan, tombak, dan sebagainya).


d. Majas Penegasan
1. Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

2. Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
3. Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

4. Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa

5. Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
6. Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

7. Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

8. Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

9. Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

10.  Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
11.  Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
12.  Majas Apofasis : Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan uang ratusan juta rupiah milik negara.
13.  Majas Pararima : Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. Misalnya, mondar –mandir, lekak-lekuk.
14.  Majas Paralelisme: pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
15.  Majas sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
16.  Majas Klimaks: Pemaparan pemikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana atau kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks atau lebih penting.
17.  Majas Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
18.  Majas Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana dihubungkan dengan kata penghubung.
19.  Majas Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan diantara unsur-unsur kalimat.
20.  Majas Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
21.  Majas Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
22.  Majas Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
23.  Majas Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk pegasan.
24.  Majas Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
25.  Majas Silepsis: Penggunaan suatu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi dalam lebih ari satu konstruksi sinteksis.
26.  Majas Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk kontruksi sinteksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

 BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Majas adalah gaya bahasa yang bertujuan mewakili perasaan dan pikiran yang bisa disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Majas terdiri dari empat macam, yaitu: majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

2.      Saran
Majas bisa digunakan sebagai ungkapan seseorang terhadap orang lain untuk menambah keindahan bahasa yang kita gunakan.

 DAFTAR PUSTAKA

Keraf, groys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
 ____. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­____.2001.Pedoman Umum  Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum         Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.
____. 2009. “ Majas Gaya Bahasa Dalam Bahasa Indonesia.” http:/organisasi.org. Selasa, 8 Desember 2009.
­­____. 2009“majas_dan_gaya_bahasa “. www.bisnet.or.id/vle/file.php?file=/34/ . Sabtu, 12 Desember 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar